Wednesday, September 21, 2005

Bahasa Ibu (Mother tongue)

Last CHOICE weekend, I had to make a decision about whether to read my sharing in English, or in Bahasa Indonesia. I have 2 sessions' sharing all written in English, and to my horror, I could not translate them into Bahasa!

So, I thought, why not start writing in Bahasa? Since none of my blog readers seem to be from Indonesia, I can get away with little mistakes here and there ;) Disclaimer: my command of Bahasa Indonesia, I realize, tends to veer towards the dramatic, so for those who understand, forgive a little drama!

A little reflection from last CHOICE weekend:


Bahagia sekali rasanya mendengar bahasa ibu digunakan lebih dari beberapa menit, berturut2 selama dua hari lebih! Ada satu perasaan aneh, tetapi perasaan senang dan terharu lebih mendominasi. Mungkin tema weekend-nya juga membantu, lagian kan CHOICE bertujuan membantu pemuda-pemudi membuat pilihan hidup yang benar; jadi banyak session yang membuat kita semua sedih, karena mengingatkan kita akan dosa2 dan kelalaian diri kita sendiri.

Apalagi mendengarkan sharing2 dari Team Choice Indonesia dalam bahasa ibu sendiri! Sangat menyentuh sanubari (That's another word I didn't know exist, and have never used before until it pops up just so suddenly!). Yang unik adalah, aku baru menyadari kalau aku dapat mendengar kedua-dua bahasa, Indonesia dan Inggris secara langsung, tanpa 'menerjemahkan' di kepala! Lega rasanya menyadari hal ini, karena menulis/menerjemahkan Inggris ke Indonesia (dan sebaliknya) agak susah bagiku, tapi masih untung ada sebuah skill yang ternyata tidak hilang!

Tetapi ada sesuatu yang disayangkan: aku sadar kalau aku tidak bisa berdoa dalam bahasa Indonesia... sedih memang, karena sebelum aku benar2 tahu dan mengerti siapa itu Tuhan Allah, aku sudah diajari memuji nama-Nya melalui doa2 seperti Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan. Secara simbolis, aku rasa, perbedaan berdoa doa2 lazim dan doa2 spontan, melambangkan 2 "era" dalam imanku: semasa aku kecil, imanku adalah iman anak kecil, dan ketika aku bertambah besar, imanku pun dibina, tetapi menggunakan medium bahasa Inggris.

Terima kasih Bapa, Engkau telah mengingatkan aku tentang kebahagiaan masa kecil-ku, seperti kita semua pun mempunyai kerinduan untuk dipersatukan kembali dengan Engkau, pencipta diri kami, di dalam surga satu hari nanti.

Nah, sekarang saatnya aku belajar bahasa lain, biar aku bisa memandang wajah-Mu dari segala penjuru!

No comments: